Minggu, 22 Februari 2009

Kapan Waktu Yang Paling Baik Menukar Dinar…?


Written by Muhaimin Iqbal
Saturday, 21 February 2009 17:09

Akhir pekan ini harga Dinar dalam Rupiah mencapai rekor tertingginya; Sampai pada saat perdagangan emas dan mata uang dunia ditutup dini hari tadi – Dinar dalam Rupiah di GeraiDinar.Com menunjukkan angka Rp 1,636,240.
Pada saat harga mencapai puncak tertinggi semacam ini, siapapun yang telah menukar uangnya dengan Dinar sebelum ini – insyaAllah tidak ada yang merasa rugi. Kalau tidak merasa untung karena uangnya dalam Rupiah naik secara significant, setidaknya dia bisa mensyukuri bahwa asset-nya telah terselamatkan dari kejatuhan nilai.
Bagaimana dengan yang belum sempat menukarnya selama ini – sekarang keburu harga sudah selangit ?. Kapan bisa menukar ke Dinar lagi pada harga yang relatif rendah ?. Ini pertanyaan yang sangat banyak sampai ke saya; bahkan diantara mereka sudah siap menukar ketika harga dikisaran Rp 1.3 – Rp1.4 juta-an – namun masih menunggu turun – eh malah naik terus.
Mohon maaf bagi penanya yang tidak sempat saya jawab dengan jelas satu persatu, namun secara umum ini jawaban saya :
1) Apabila dinar difungsikan sebagi dua dari tiga fungsi uang yaitu sebagai store of value (proteksi nilai) dan unit of account (timbangan muamalah yang adil), maka tidak pernah salah menukar uang Anda ke Dinar kapanpun – lihat trend 10 tahun terakhir seperti grafik diatas – insyaallah Anda tidak rugi.
2) Bila Dinar difungsikan sebagai salah satu fungsi uang yaitu sebagai alat tukar (medium of exchange) seperti di M-Dinar misalnya, lagi-lagi tidak pernah salah menukar ke Dinar kapanpun – karena pindah dari sesuatu yang kurang adil ke yang adil pasti benar dilakukan kapanpun.
3) Diluar dua hal tersebut diatas, khususnya apabila Anda melihat Dinar sebagai alat investasi – maka bisa saja Anda seolah merugi dalam jangka pendek; karena harga Dinar berpeluang turun dalam jangka pendek ini.
Meskipun saya yakin mulai banyak orang yang menukar uangnya ke Dinar untuk alasan pertama, kemudian juga mulai tumbuh untuk alasan kedua sejak lahirnya M-dinar, tidak dipungkiri banyak juga yang menukarnya untuk alasan ketiga.
Untuk yang ketiga ini, saran lebih lanjut saya yang praktis adalah sebagai berikut :
1) Dinar kurang cocok untuk alasan investasi jangka pendek – misalnya kurang dari 6 bulan - karena fluktuasi harganya sulit diprediksi, peluang untung dan ruginya kurang lebih berimbang.
2) Dinar sangat baik untuk perencanaan keuangan/investasi jangka panjang yang penggunaannya beberapa tahun kedepan. Misalnya untuk rencana naik haji, biaya sekolah anak, dana pensiun, dana perbaikan rumah dst. Insyaallah saya akan buat tulisan tersebdiri untuk ini.
Untuk yang poin 2, agar Anda tidak merasa ‘rugi’ kalau Dinar yang Anda beli sementara turun harganya, maka ini saran lanjutan saya :
1) Tidak menukar uang Anda ke Dinar pada saat harga lagi naik tajam seperti yang terjadi sepanjang pekan ini; tunggu dalam dua – tiga minggu ketika harga relatif stabil. Bahkan untuk kasus fluktuasi yang sangat tajam saat ini – saran saya Anda amati sampai sebulan kedepan – sampai Anda comfortable betul dengan harganya.
2) Bila Anda untuk pertama kali membelinya dalam beberapa pekan kedepan, saran saya jangan membelinya sekaligus. Buat pembelian Anda bertahap, masing-masing pada saat Anda merasa sangat comfortable dengan harganya. Misalnya Anda mau memindahkan cadangan pergi haji sekeluarga 50 Dinar untuk 5 tahun yang akan datang, maka Anda dapat membelinya di rentang waktu akhir Maret sampai September ini.
3) Jangan tergoda untuk mengambil keuntungan sesaat (profit-taking), karena emas atau Dinar bukan saham. Ketika Anda kira harga sudah tinggi kemudian tabungan Dinar Anda Anda lepas, sangat bisa jadi Anda akan menyesal – karena bisa jadi harga terus melambung tinggi sehingga Anda tidak bisa memperoleh kembali jumlah Dinar yang Anda lepas tersebut dengan uang fiat Anda.
Terkait dengan poin ketiga , lantas kapan waktu terbaik untuk menukarkan Dinar Anda kembali ke Rupiah atau mata uang fiat lainnya ?.
1) Idealnya Dinar tidak ditukar kembali ke mata uang fiat, karena uang yang adil kok kembali ditukar ke uang yang tidak adil. Kalau sudah memungkinkan Dinar langsung digunakan ujtuk membayar barang dan jasa yang sudah bisa dibayar dengan Dinar.
2) Namun kita sadari bahwa kita belum hidup di masa kekhalifahan yang ideal yang alat tukarnya Dinar, sangat bisa jadi Anda memerlukan uang fiat untuk berbagai keperluan. Oleh karenanya, menukar Dinar ke uang fiat yang terbaik adalah pada saat keperluan tersebut timbul. Misalnya Dinar Anda direncanakan untuk pergi haji, maka saat terbaik Anda menukar adalah pada saat Anda akan bayar ONH. Jadi bukan harga penentunya – tetapi kapan kebutuhan uang fiat tersebut timbul.
Sebagai hamba yang lemah dan penuh kekurangan, bisa saja saran saya tersebut keliru – saya memohon Ampun kepadaNya atas kekurangan ini. Hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Tahu …semoga kita selalu dalam bimbinganNya. Amin.