Written by Muhaimin Iqbal
Thursday, 11 December 2008 07:31
Tulisan ini saya ambilkan dari study yang dilakukan oleh Casey Research yang kemudian dituangkan dalam the Casey Report baru-baru ini.
Terungkap dari report yang panjang ini bahwa selama krisis finansial yang sampai sekarang tengah berlangsung, Amerika Serikat telah mem-bailout atau berkomitment untuk bailout sebesar US$ 8.5 trilyun. Bailout ini melibatkan empat institusi keuangan negeri itu seperti dalam grafik, lebih dari 61 % sendiri dikeluarkan oleh Federal reserve.
Dalam teori ekonomi yang umum, bailout ini mestinya tidak masalah karena umumnya berupa loan, equity atau guarantee. Loan mestinya harus dibayar oleh si penerima pinjaman pada akhirnya. Equity akan menambah kepesertaan pemerintah di berbagai sektor usaha. Demikian pula guarantee mestinya juga tidak menimbulkan kerugian pada asset pemerintah – karena tidak ada cash out-nya.
Namun seluruh bailout tersebut ternyata menjadi masalah besar setelah terungkap dalam report tersebut diatas bahwa; loan yang dikeluarkan oleh ( atau dijanjikan) pemerintah dalam program bailout tersebut mencapai US$ 2.3 trilyun dan rata-rata tidak di back up oleh asset
yang ada harganya. Artinya lebih besar kemungkinan tidak terbayarnya, daripada kemungkinan terbayar.
Bailout yang berupa equity mencapai US$ 3.0 trilyun, tetapi ternyata ini rata-rata equity pada perusahaan yang bangkrut. Bahasa jawanya ini Nguyahi Segoro (nggarami laut).
Yang terbesar berupa gurantee pemerintah yang mencapai US$ 3.2 trilyun, rata-rata ini pada produk-produk derivative dan produk investasi bodong lainnya yang sedang runtuh – yang pada waktunya nanti akan menuntut pihak pemberi guarantee untuk bener-benar menalanginya. Artinya yang mestinya tidak menjadi cash-out-pun akhirnya bener-bener akan menjadi cash-out.
Bailout yang berupa equity mencapai US$ 3.0 trilyun, tetapi ternyata ini rata-rata equity pada perusahaan yang bangkrut. Bahasa jawanya ini Nguyahi Segoro (nggarami laut).
Yang terbesar berupa gurantee pemerintah yang mencapai US$ 3.2 trilyun, rata-rata ini pada produk-produk derivative dan produk investasi bodong lainnya yang sedang runtuh – yang pada waktunya nanti akan menuntut pihak pemberi guarantee untuk bener-benar menalanginya. Artinya yang mestinya tidak menjadi cash-out-pun akhirnya bener-bener akan menjadi cash-out.
Lantas seberapa besar sih sebenarnya uang US$ 8.5 trilyun ini ?; grafik disamping menggambarkan bahwa seluruh project besar bangsa Amerika sepanjang sejarah – setelah di adjusted dengan faktor inflasi – kalau di total hanya mencapai US$ 8.1 trilyun.
Perang Dunia II misalnya setelah di adjusted dengan inflasi ‘hanya’ membebani Amerika US$ 4.1 trilyun; Seluruh program NASA yang diantaranya sampai membawa bangsa Amerika ke bulan hanya perlu US$ 0.885 trilyun. Perang Vietnam hanya US$ 0.686 trilyun.
Apa makna dari angka-angka ini semua ?. Maknanya adalah pemerintahan Amerika telah menggadaikan bangsa dan kekayaannya sampai bergenerasi yang akan datang. Selama bangsa-bangsa lain tetap memberi mereka pinjaman – dengan menggunakan uang Dollar Amerika – kemungkinan mereka bisa saja survive hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun.
Balon yang terus menerus ditiup, akhirnya akan meletus juga. Inilah yang akan terjadi dengan Amerika dan dengan uang US Dollarnya.
Para pemberi pinjaman (semua pihak yang masih menggunakan US Dollar – termasuk saya dan Anda kala bepergian keluar negeri dlsb.) ini akhirnya juga akan sadar bahwa yang diberi pinjaman ini sebenarnya tidak layak menerimanya. Bukan hanya karena mereka tidak akan mampu membayarnya, tetapi juga mereka menggunakan pinjaman dari bangsa-bangsa lain di dunia untuk membiayai kesombongannya – bahkan kadang untuk menindas bangsa lainnya !.
Mulai saat ini, bantulah pemerintah kita menyelamatkan Rupiah – paling tidak ini lebih baik daripada membantu pemerintah Amerika menyelamatkan uangnya.
Namun kalau pemerintah kita juga mengikuti cara-cara Amerika – ingat peribahasa “Guru…berdiri, murid…berlari “?, maka kita juga harus pikirkan cara-cara kita menyelamatkan diri, keluarga , masyarakat dan bangsa ini kedepan…Solusi Dinar adalah salah satunya. Wallahu A’lam.
Perang Dunia II misalnya setelah di adjusted dengan inflasi ‘hanya’ membebani Amerika US$ 4.1 trilyun; Seluruh program NASA yang diantaranya sampai membawa bangsa Amerika ke bulan hanya perlu US$ 0.885 trilyun. Perang Vietnam hanya US$ 0.686 trilyun.
Apa makna dari angka-angka ini semua ?. Maknanya adalah pemerintahan Amerika telah menggadaikan bangsa dan kekayaannya sampai bergenerasi yang akan datang. Selama bangsa-bangsa lain tetap memberi mereka pinjaman – dengan menggunakan uang Dollar Amerika – kemungkinan mereka bisa saja survive hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun.
Balon yang terus menerus ditiup, akhirnya akan meletus juga. Inilah yang akan terjadi dengan Amerika dan dengan uang US Dollarnya.
Para pemberi pinjaman (semua pihak yang masih menggunakan US Dollar – termasuk saya dan Anda kala bepergian keluar negeri dlsb.) ini akhirnya juga akan sadar bahwa yang diberi pinjaman ini sebenarnya tidak layak menerimanya. Bukan hanya karena mereka tidak akan mampu membayarnya, tetapi juga mereka menggunakan pinjaman dari bangsa-bangsa lain di dunia untuk membiayai kesombongannya – bahkan kadang untuk menindas bangsa lainnya !.
Mulai saat ini, bantulah pemerintah kita menyelamatkan Rupiah – paling tidak ini lebih baik daripada membantu pemerintah Amerika menyelamatkan uangnya.
Namun kalau pemerintah kita juga mengikuti cara-cara Amerika – ingat peribahasa “Guru…berdiri, murid…berlari “?, maka kita juga harus pikirkan cara-cara kita menyelamatkan diri, keluarga , masyarakat dan bangsa ini kedepan…Solusi Dinar adalah salah satunya. Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar