Senin, 08 Desember 2008

Prediksi Harga Emas Dari Citigroup…

Written by Muhaimin Iqbal (http://www.geraidinar.com/)
Thursday, 04 December 2008 10:49


Saya lagi di Perkebunan Gunung Ringgit ketika harian the Telegraph - Inggris me-released prediksi harga emas dari Citigroup pekan lalu sehingga saya tidak bisa menurunkan tulisan ketika berita ini lagi hangat-hangatnya di pasar emas dunia.

Namun karena anailsa-analisa yang dibuatnya cukup valid dan dikeluarkan oleh pihak yang juga cukup competent, maka meskipun terlambat saya kutip juga prediksi tersebut.

Prediksi ini sebenarnya bemula dari nota internal Citigroup kepada kliennya yang intinya menyatakan bahwa harga emas akan dapat mencapai US$ 2,000/troy oz dalam dua tahun mendatang, dan kemungkinannya adalah akhir tahun 2009.

Prediksi ini kemudian tidak dibantah, malah ditegaskan oleh Tom Fitzpatrick – Chief Technical Strategist dari bank tersebut.

Menurut Tom, ini tidak lain karena bank-bank sentral dunia telah membanjiri sistim moneter dengan likuiditas – uang kertas. Saat ini uang kertas ber-trilyun Dolllar tersebut ibarat debu beterbangan – mencari tempat untuk jatuh. Setelah jatuh akan menjadi tumpukan uang kertas dan guncangan inflasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Menurut Tom pula, membanjirnya uang kertas yang dicetak oleh bank-bank sentral selama krisis ini hanya akan berujung pada dua ekstrem yaitu kalau tidak inflasi yang memuncak, maka yang terjadi adalah spiral depresi, kerusuhan bahkan bisa timbul perang karenanya. Ekstrem manapun yang terjadi, menurutnya harga emas tetap akan naik.

Citibank rupanya tidak sendirian dalam memandang suramnya ekonomi dunia ini; bahkan Paul Volcker yang oleh presiden terpilih Barack Obama ditunjuk menjadi Chariman of Economic Recovery Advisory Board - punya pandangan yang tidak kalah getirnya dalam melihat situasi ekonomi sekarang.

Menurut Paul; apa yang terkuak dari krisis ini adalah kerusakan sistim finansial yang tidak pernah dialami seumur hidupnya. Karena Paul pernah menjabat sebagai Charirman dari US Federal Reserve 1979-1987 di Jaman Presiden Carter dan Ronald Reagen – maka pernyataan ini adalah pernyataan yang serius.

Tidak ada komentar: